Bab 1912
ab 1912 Menonton pertunjukkan NôvelDrama.Org copyrighted © content.
“Marhem, jangan menganggap remeh orang lain, Keluarga Spencer juga bukan keluarga yang bisa kamu injak sembarangan.”
Tommy memegang Kapak Francisca di tangannya dan keyakinannya segera meningkat.
“Tommy kamu sedang cari mati…”
Marhem menyipitkan matanya lalu mengeluarkan sebuah kipas l*pat dari lengan bajunya, membuka kipas l*pat itu lalu cahaya keemasan segera bersinar, kipas l*pat ini ternyata terbuat dari emas.
Selain itu, kipas l*pat itu memancarkan aura yang jauh lebih kuat dan menakutkan!
Kipas l*pat ini juga ternyata sebuah senjata Maha Guru!
Raut wajah Tommy seketika berubah saat melihat ini, dan membeku di tempat!
Sementara lelaki tua di samping Marhem juga memancarkan auranya di saat bersamaan, aura yang sangat kuat.
Grand Master Guru puncak adalah eksistensi yang paling dekat dengan Maha Guru.
Dan anak buah yang dibawa oleh Marhem jelas jauh lebih kuat daripada para Grand Master Guru Keluarga Spencer.
Keluarga Spencer memiliki Grand Master Guru yang sebagian besar berada di tingkat satu dan dua, yang paling tinggi hanyalah Tommy yang merupakan Grand Master Guru tingkat empat!
Namun Grand Master Guru Keluarga Luis sepertinya memiliki kekuatan paling rendah di tingkat empat!
Ini sama sekali bukan pertarungan dengan kualitas yang sama!
Tommy tidak mengatakan apa pun, raut wajah Dave juga menjadi sedingin es, dia menarik nafas dalam–dalam dan perlahan–lahan mengerahkan kekuatan Naga Ilahi!
Pedang Naga juga sudah bersiap dan mulai berdengung!
“Tuan Muda Marhem, tidak terlalu baik kan membuat keributan sebesar ini hanya karena sebuah Ginseng hitam puluhan ribu tahun? Lagi pula kamu membawa begitu banyak orang kemari juga karena ada hal yang lebih penting untuk dilakukan, jika kamu mengalami kerugian besar di sini, bagaimana kamu bisa mempertanggungjawabkannya saat pulang nanti?”
“Bagaimana jika kamu memberi saya muka, berikan Ginseng hitam puluhan ribu tahun ini kepada Tuan Dave, pada saatnya Keluarga Martin akan berhutang budi padamu?”
Melihat kedua belah pihak sudah saling angkat senjata, Dicky melangkah maju dan mencoba
melerai situasi!
Marhem menatap Dicky dan berkata dengan ekspresi dingin : “Dicky, apa maksudmu ini? Apakah kamu ingin membantu Dave?”
“Tuan Muda Marhem, jika kamu bersikeras untuk berebut Ginseng hitam puluhan ribu tahun dengan Tuan Dave, maka saya hanya bisa membantu Tuan Dave.”
“Jika ditambah dengan Keluarga Martin, apakah kamu merasa kamu masih memiliki kesempatan untuk menang? Bukankah lebih baik jika kamu menjual sebuah hutang budi kepadaku!”
Meskipun nada bicara Dicky terdengar sangat tenang tapi niat mengancamnya sangat kuat!
Wajah Marhem seketika memerah karena marah saat mendengarnya, dia mengernyitkan keningnya: “Dicky, lantas demi seorang Dave kamu bersedia menjadi musuh dari Keluarga Luis?”
“Marhem, kamu memang tidak tahu, apa sedang pura–pura bodoh? Bahkan tanpa kejadian ini pun, kamu kira kedua keluarga kita masih bisa menjadi teman? Kita cepat atau lambat akan menjadi musuh…”
Dicky berkata dengan sinis.
Perkataan Dicky membuat Marhem kehilangan kata–kata karena dia tahu beberapa keluarga mereka pasti akan menjadi musuh cepat atau lambat, karena mereka semua sedang memperebutkan kepentingan yang sama, karena berebut kepentingan yang sama maka cepat atau lambat mereka akan menjadi musuh.
Marhem tidak bicara lagi, raut wajahnya menjadi sangat jelek!
Karena, jika Dicky juga membantu Dave maka dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk menang!
Di saat Marhem sedang ragu–ragu apakah harus mundur atau tidak, Sandy yang sejak tadi menonton keramaian melangkah maju selangkah dan tersenyum ringan: “Dicky, mereka berebut Ginseng hitam puluhan ribu tahun itu punya hubungan apa denganmu? Kamu harus sekali ikut campur dan membuat saya tidak bisa menyaksikan keramaian ya.”
“Saya beritahu padamu, jika kamu menonton pertunjukkan di samping maka saya tidak akan ikut campur, tapi jika kamu ingin membantu Dave, maka saya hanya bisa membantu Marhem, saya percaya Keluarga Luis tidak akan melupakan hutang budi ini.”
Sandy memaksa Dicky untuk menonton pertunjukkan dari samping tanpa ikut campur dalam hal apa pún!
“Sandy, kamu…”
Dicky menatap Sandy dengan marah.
Namun Marhem malah tersenyum : “Kak Sandy, kamu tidak perlu khawatir, Keluarga Luis tidak akan lupa dengan bantuanmu ini, pada saatnya saat tiba di Pulau…”
2/3
“Diam…”
Di saat Marhem hendak mengatakan sesuatu, Sandy memelototi Marhem dengan marah dan membuat Marhem menelan kembali kata–katanya!
Dave yang melihat hal itu mengernyitkan keningnya, sepertinya beberapa keluarga ini menuju ke sebuah tempat dan yang
lebih mengejutkan, mereka semua memilih merahasiakannya.
Terlihat bahwa tempat ini sangat penting bagi beberapa keluarga itu!