Bab 655
Bab 655 Tuan Besar Basagita Sakit
“Mana ada nggak tertolong? Aku pernah menghadapi situasi yang lebih buruk dari ini.”
Pak Farlin tertawa dan berkata, “Tapi jangan khawatir, Nona Luna. Meskipun nggak bisa pulih sepenuhnya, masih bukan masalah untuk berdiri dan berjalan.”
Setelah mendengar hal tersebut, pihak keluarga sangat gembira.
Jacky juga menggenggam sandaran tangan kursi rodanya dengan penuh semangat.
“Yah, situasi Tuan Jacky cukup istimewa. Selanjutnya, aku akan mengundang beberapa rekanku untuk datang. Kami akan berdiskusi dan membuat rencana sebelum perawatan formal.”
“Untuk periode waktu berikutnya, pada dasarnya aku akan tinggal di Kota Banyuli selain terbang untuk operasi dan pertukaran akademis. Aku sendiri yang akan melakukan operasi Tuan Jacky.”
Pak Roberto menatap keluarga Luna dengan heran lagi.
Gurunya sangat sibuk hingga harus tinggal lama di Kota Banyuli untuk menyembuhkan Jacky.
Juga melakukan operasinya sendiri.
Sebenarnya kalau bisa membuat rencana pengobatan, dia bisa menyerahkannya kepada orang lain.
Juga bisa lihat betapa Pak Farlin sangat mementingkan keluarga Luna.
“Pak Farlin, aku ingin bertanya. Siapa yang menyuruh untuk merawat ayahku?”
Luna mau tidak mau bertanya.
“Ardika yang memintaku untuk datang.”
Pak Farlin tersenyum dan menunjuk ke arah Ardika.
“Ardika!”
Semua orang menatap Ardika dengan terkejut.
Ardika bisa mengundang Pak Farlin ke sini.
Merasakan keterkejutan semua orang, Pak Farlin tersenyum dan menjelaskan,” Aku dan Ardika sudah lama kenal.”
Sudah saling kenal sejak lama?
Luna berpikir sejenak dan pada dasarnya merasa lega.
Dia tahu Ardika berasal dari keluarga besar.
Setelah diusir, dia mendatangi Keluarga Mahasura di Kota Banyuli.
Mungkin saat itulah Pak Farlin bertemu Ardika.
Desi dan Jacky juga mengetahui situasinya, jadi mereka tidak bertanya lagi.
Kali ini.
Desi terlihat sangat puas saat melihat Ardika.
Perawatan Jacky tidak bisa ditunda.
Keluarga tersebut mengambil obat anti inflamasi dan pulang terlebih dahulu.
Pak Farlin dihentikan oleh dokter di Rumah Sakit Ortopedi dan tidak membiarkannya pergi.
Setelah akhirnya bisa datang, tentu saja mereka harus meminta bimbingannya.
Bahkan ahli bedah ortopedi dari Kota Banyuli dan rumah sakit sekitarnya pun bergegas datang setelah mendengar berita tersebut.
Ini jelas menunjukkan pengaruh Pak Farlin.
Keluarganya baru saja kembali ke Vila Cakrawala.
Lalu, mereka menerima telepon dari Keluarga Basagita.
“Kakak tertua menelepon dan bilang penyakit ayah memburuk lagi, jadi dia menyuruh kita untuk kembali.”
Jacky meletakkan telepon dan berkata.
Tuan Besar Basagita menderita flu selama beberapa hari.
Sekarang Yanto menangani semua urusan Keluarga Basagita.
Dalam beberapa hari terakhir, Yanto telah menjadi kepala Keluarga Basagita.
Dia bertanggung jawab atas belanja gila–gilaan Keluarga Basagita kali ini.
“Kalau begitu, ayo pergi.”
Desi melirik ke arah Ardika, “Ardika, tolong jangan pergi. Kalau beliau melihatmu, dia akan semakin sakit karena marah.”
Ardika tidak peduli. Dia tidak ingin berpura–pura menjadi cucu di depan Tuan Besar Basagita.
“Kakak juga secara khusus menyuruhku untuk jangan membiarkan Ardika pergi.
Jacky tersenyum pahit.
Ardika mengerutkan kening begitu mendengarnya.
Setelah mengambil beberapa suplemen nutrisi yang khusus dibeli Amanda, Belonging to NôvelDrama.Org.
keluarga tersebut kembali ke rumah lama Keluarga Basagita.
Ternyata rumah lama Keluarga Basagita telah direnovasi.
Sepasang singa giok putih besar berjongkok di kedua sisi gerbang kuningan merah yang baru dipasang.
Mereka yang tidak mengetahuinya mengira mereka berada di suatu istana kerajaan.
“Bukankah ini singa dan gerbang rumah lama Keluarga Hamdani? Mereka juga membawanya kembali.”
Luna tercengang.
Dia mendengar Keluarga Basagita sudah menganggap diri mereka sebagai pemimpin Kota Banyuli dan keluarga nomor satu di luar.
Tiga keluarga besar memang telah runtuh.
Namun, banyak orang yang ingin menjadi bagian dari tiga keluarga besar tersebut.
Dengan keluarga Yanto sebagai pemimpinnya.
Sekelompok besar anggota Keluarga Basagita ada di rumah lama.
Mereka semua menunjukkan wajah bersemangat dan berseri–seri gembira.
“Orang bodoh itu nggak datang, ‘kan?”
Begitu melihat keluarga Luna
masuk, mereka semua melihat ke belakangnya.
Lalu, bertanya dengan cemas.
Setelah memastikan Ardika tidak datang, mereka menghela napas lega.
Setiap kali Ardika datang ke rumah tua Keluarga Basagita, sepertinya beberapa orang akan bernasib buruk.
Wisnu dan Wulan si kakak beradik yang paling merasakannya.
“Kak, Ayah ada di rumah, ‘kan? Kami akan pergi lihat dia.”
Jacky berkata.
“Nggak perlu lihat lagi. Dia juga nggak mau melihatmu.”
Raut wajah Yanto tiba–tiba menjadi muram dan menatap Luna, “Hari ini aku menyuruh kalian datang karena ada masalah lain!” 7