Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 290



Bab 290

Tiba—tiba, Selena mendongak dan langsung menatap Isaac lekat-lekat, “Benaran? Kamu benaran bisa menemukan Leo?” tanyanya.

Awalnya dia tidak begitu percaya saat mendengarnya, karena orang seperti Harvey sekalipun bahkan tidak bisa menemukannya.

Tetapi sepertinya Isaac bukan tipe anak yang pandai berbohong, di dalam hati seperti masih ada api yang menyala.

“Hmm, dulu aku minta orang untuk cari tahu. Sementara ini Leo bersembunyi karena dia membuat beberapa masalah di luar negeri, orang biasa nggak akan bisa menemukan dia, tapi kebetulan aku punya beberapa kenalan.”

Selena jelas mengetahuinya, ternyata Harvey memang jujur mengatakan bahwa tidak bisa menemukannya.

“Terus operasi Ayahku ...

“Kak Selena, kalau kamu di dalam negeri, kamu belum tentu aman, karna orang itu bisa saja

membunuhmu atau mencoba membunuhmu lagi, bahkan Paman Arya juga bisa ikut terancam. Maksudku, kamu dan Paman Arya ke luar negeri saja, menghindari bahaya sekaligus mengobati Paman

Arya.” Selena mengernyit, dia tidak pernah kepikiran tentang hal itu.

Bukannya tidak pernah, tetapi lebih tepatnya tidak berani.

Di dalam hatinya, Harvey seperti gunung besar yang membentang, yang tanpa disadari mengikat tubuhnya dengan banyak rantai, sehingga membuatnya tidak bebas dan tidak bisa melakukan apapun.

“Kak Selena, di luar negeri aku punya banyak teman yang sekarang sudah menjadi pakar medis terbaik. Kanker perutmu mungkin memang nggak bisa sembuh 100%, tetapi tingkat keberhasilannya pasti lebih tinggi daripada dokter di dalam negeri.”

“Aku tahu kamu sudah merelakan mantan suamimu, terus apalagi alasanmu untuk tetap tinggal di sini?

Tentu kamu boleh untuk memulai hidup yang baru di luar negeri,” lanjut Isaac menjilat bibirnya.

Seperti katak yang sudah lama berada di dalam sumur kering, Selena bergumam tidak percaya.” Memangnya aku bisa...” Sedangkan Isaac adalah burung kecil di dahan yang terus meyakinkannya tentang betapa luasnya dunia

tuar.

“Tentu saja! Kamu ini siapa?”

Sembari menyentakkan bahunya, Isaac berkata, “Kamu itu Selena, mahasiswa kedokteran yang hebat.

*15 BORUS

Kamu pernah mengorbankan kehidupanmu untuk pria itu, apa kamu nggak ingin mendapatkan kembali kehidupan yang pernah kamu sia-siakan itu?”

Mata Selena terus terbelalak dan berkedip, sementara Isaac menyemangati, “Selena yang aku kenal bukan wanita pendendam yang dicampakkan pria, melainkan sosok wanita kuat yang akan berjuang dan bangkit kembali sekalipun badai menerpa, Kak Selena, kamu saja nggak takut mati, kenapa kamu takut untuk memulai hidup yang baru?” @

Dengan mata terpejam, bulu mata Selena yang tebal dan panjang terus bergetar, “Kamu nggak tahu, orang itu nggak akan membiarkanku meninggalkan Kota Arama. Kalau sampai aku gagal meninggalkan Kota Arama, aku akan menanggung akibat yang nggak sanggup aku tanggung,” jelasnya.

Dia melepaskan Bonbon, menutupi wajahnya dengan tangannya, “Dari dulu aku memang bukan Selena yang bisa berbuat semaunya. Isaac, yang kamu lihat sekarang ini adalah seorang tahanan yang berjuang melepas rantai yang terikat di sekujur tubuhnya,” ucapnya.

“Kak Selena, kalau kamu terikat oleh rantai, aku akan memotong rantainya untukmu. Aku akan mengurus segala keperluanmu dan Om Arya, dan orang itu nggak akan tahu kalau kita sudah berada di luar negeri.” Selena tampak bingung. “Aku...,” katanya.Text © 2024 NôvelDrama.Org.

“Sekalipun mereka menduga kalau kamu masih hidup, mereka nggak akan tahu ke mana kamu pergi, apalagi sampai berpikir kalau kamu pergi ke luar negeri. Kak Selena, kita ambil jalur laut saja, Leo nggak boleh terlihat di Kota Arama, tapi dia bisa pergi ke laut lepas. Operasi Paman Arya kita lakukan di pulau yang nggak berpenghuni saja, di sana kamu juga bisa menjalani operasi dan pemulihan. Biarpun Harvey mencarimu, dia juga nggak akan menemukanmu.”

Di tengah suasana yang memanas, Isaac meraih pergelangan tangan Selena, “Kenapa kamu harus takut dengan orang yang nggak bisa kamu temui lagi selamanya? Kalau Paman Arya adalah satu-satunya kelemahanmu, aku akan memakai kelemahanmu supaya kamu nggak diancam atau takut diculik lagi, kamu bisa mengubah penampilanmu dan memulai hidup yang baru,” jelasnya.

Hati Selena tergerak, dia sampai tidak bisa berkata-kata saking menggodanya tawaran Isaac. *Isaac, aku bisa ikut denganmu, tapi masih ada satu hal lagi.”

*Apa? Katakan saja.*

“Aku ingin membersihkan nama baik Ayahku.”

“Selama aku masih hidup, aku akan menangkap setan itu!” ucap Selena dengan tatapan yang tiba—tiba penuh dengan kebencian.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.